KONTROVERSI MENGENAI NEW 7 WONDERS (N7W)

Mungkin masih segar dan baru di pikiran kita adanya iklan atau program yang menyuruh rakyat indonesia untuk mendukung Taman Nasional Komodo (TNK) menjadi pemenang dalam ajang New 7 Wonders (N7W). Taman Nasional Komodo (TNK) merupakan salah satu finalis dari 28 peserta ajang besutan Bernard Weber tersebut. Kita sering mendengar bahkan di-SMS-in kerabat-kerabat untuk bersama-bersama & mengajak, mendukung agar TNK menjadi pemenang. Namun, masihkah ada kesadaran logika bahwa ajang tersebut hanya menjadi ajang mengeruk keuntungan semata? Berita terbaru dari media cetak melaporkan, bahwa sebenarnya kontes N7W itu tidak ada alias hanya isapan jempol belaka. Itu dikarenakan alamat kantor pihak yayasan The New 7 Wonders yang berada di swiss dianggap fiktif. Tertera pada sumber informasi bahwa letaknya berada di Hoschgasse 8, Zurich, Museum Heidi Weber. Akan tetapi pemerintah menemukan kejanggalan & mengutus Kementrian Pariwisata beserta beberapa wartawan untuk menyelidikinya pada tanggal 28 April 2011 silam. Dan ternyata, alamat yang diinformasikan itu tidak sesuai. Sebagai yayasan, N7W cukup unik. Alamat yayasan tidak jelas kecuali alamat email-nya. Lebih parahnya lagi, masyarakat swiss (tempat yayasan N7W berada) tidak mengenal yayasan besutan Bernard Weber & bukan bagian dari UNESCO. Tentunya ini menjadi pukulan bagi duta komodo, Bapak Jusuf  Kalla yang disinggung ngotot membela N7W dan memberikan subsidi vote bagi komodo. Untungnya pemerintah kita belum terlalu jauh menanggapi ajang tersebut dan tidak ambil pusing. Toh meskipun tidak mengikuti ajang N7W, wisata TNK masih meningkat yakni 16 ribu orang (2007), 21 ribu orang (2008), 36 ribu orang (2009), 45 ribu orang (2010), hingga bulan juli 2011 ini mencapai 23 ribu orang. Jadi, embel-embel N7W tidak berpengaruh banyak pada pesona TNK di mata wisatawan atau pelancong.